Senin, 06 Juli 2015

Rumah

"Bagi saya, rumah adalah mereka. Karena mereka adalah tempat saya pulang. Karena, orang terbaik buat kita itu seperti rumah yang sempurna. Mereka yang selalu melindungi kita, menawarkan kenyamanan, dan menanam kebahagiaan. Mereka lah keluarga. Mereka lah, Mama, Papa, dan Adik laki-laki saya" - Koh
Papa dan Mama telah ikhlas menjalani semua hidup ini. Bonus hidup tak terhingga, yang mereka lakukan sekarang adalah  menunggu di sebuah rumah yang dibangun dengan hasil keringat yang telah senja, menunggu petang dan malam. Tujuan kedua orang tua saya bersusah payah membangun rumah ini adalah wadah supaya keturunannya berkumpul melebur rindu satu sama lain.

Supaya anak dan cucu mereka tahu jalan pulang ke rumah...

Itulah niat baik Papa...

Itulah wujud cinta kasih Mama...



Waktu mungkin telah berubah banyak hal dalam dunia, tapi cinta Papa dan Mama tidak pernah berubah, mereka selalu menceritakan bagaimana yang terjadi selama saya berada di tanah orang, tak bosan pula mereka mendengarkan celotehan anaknya yang bahkan menelepon mereka saja jarang-jarang, duh dari cerita itulah saya memahami cinta sesungguhnya. 

Meski Papa, banyak diam kini, dia lebih asyik di depan televisi sambil sesekali makan keripik singkong rasa balado. Sedangkan Mama duduk di samping Papa menemani sang suami tercinta. Masa tua yang indah.. tapi, mereka tidak bisa berbohong, meski ada saya dan adik. Kerinduan besar tersimpan rapat di hati Mama dan Papa.

Mereka... menunggu pintu diketuk, lalu... mendapatkan anak mereka di daun pintu...

menunggu anak-anak mereka agar bisa dipeluk...

menunggu cerita anak-anak tentang dunia...

Menunggu anak-anak mereka untuk makan bersama dalam satu hidangan, sambil bercengkerama bermacam hal...

Menunggu untuk tertawa bersama...

Menunggu untuk dicintai lagi, seperti ketika cinta anak-anak mereka pada saat belum terbagi dengan kesibukan kuliah dan berbagai kesibukan dunia... Ketika cinta anak-anak mereka saat masih ingusan, perasaan dibutuhkan sang anak seperti mereka masih berseragam putih merah... seperti ketika anak-anak mereka duduk rapi dengan hidangan untuk berbagi makanan, dengan muka penuh cinta...

Ma, Pa.. Ryan sudah di rumah sekarang.. :')

Bangil, 20 Ramadhan 1436H

4 komentar:

  1. thank you for this heartwarming post.
    met liburan, koh!

    BalasHapus
  2. duh dek.. ini postingan galau amat Yan.. bacanya nyampe kerasa galaunya.. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. (baru) hampir setahun ga pulang, Sur. wajarlah kalo rindunya sampe tumpeh-tumpeh, hehe

      Hapus