Kamis, 24 Juli 2014

Rahasia

Salah satu sisi lain Kota Bangil, senja di Desa Satak, Bangil
(source: Kota Bangil)

Saya sampai di kota ini dengan bau tanah sehabis hujan. Wangi menyejukkan meski ada hal yang saya kurang suka pada kota ini, lalu lintas yang mengerikan di jalan raya, bahkan menurut saya lebih ngeri dari Ibu Kota

Pada kota ini tempat yang kudatangi tanpa beban karena tak ada kenangan buruk yang terilustrasi disini. Ketenangan dan kesejukkan yang berlomba di pikiranku. Kota yang menyederhanakan pikiran karena tujuan saya hanya Rumah, tempat papa, mama, dan adikku menghabiskan waktu.

Begitu ringan saya melangkah di kota ini, tidak ada rutinitas yang menghimpit, tidak ada kenangan buruk yang menguras perasaan. Disini hanya tertinggal kenangan lucu saat remaja, ringan dan selalu dapat ditertawakan. Ini rahasiaku, kota ini, tempat saya 'menyembunyikan ' diri. Kota ini benar-benar rahasia indahku.

Dengan ringan kakiku melangkah, memberhentikan mobil jemputan menuju rumah yang sekarang terasa sangat jauh dari hingar bingar Ibu Kota. Disini saya merasa aman dan tenteram.

Salah satu sisi lain Kota Bangil, di Desa Satak
(source: Kota Bangil)

Selalu dengan wajah senyum saya datang ke kota ini. Senyum yang saya peruntukkan untuk kedua orang tuaku, mereka yang masih dapat kuberikan senyum hangat di dunia ini.

Matahari mulai beranjak dari langit kota ini, menyisakan samar-samar sinar yang mulai diambil alih oleh bulan dan bintang.

“Assalamu'alaykum” kuketuk pintu rumah
“Eh udah nyampe Yan!”
Ku ulurkan tangan untuk menyalaminya dan mencium tangannya.
“Sehat-sehat Pa, Ma?”

Bangil, 24 Juli 2014

0 komentar:

Posting Komentar