Rabu, 11 Februari 2015

Menjadi Pendengar yang Baik

“Seorang penulis yang baik itu biasanya pendengar yang baik juga” - seorang teman

Oh iya. Saya bukan penulis yang baik, tapi saya ingin terus belajar menjadi pendengar yang baik. Saya juga lebih suka memulai percakapan dengan mendengarkan terlebih dahulu daripada memulai untuk membicarakan sesuatu. Kenapa? Karena mendengarkan itu sebagian dari proses mendapatkan informasi. Semakin kita menjadi pendengar yang baik, maka informasi yang kita dapatkan akan semakin banyak. Semakin banyak informasi, maka referensi tulisan pun akan bertambah. Untungnya di kita dong? hehe. Orang yang terlalu banyak bicara dan tidak mau mendengarkan, biasanya ilmu yang dia punya cuma sedikit. Contohnya saya, waktu mata kuliah Survei Contoh terlalu banyak bermain sendiri daripada mendengarkan bapaknya ngejelasin, jadi bingung sendiri sekarang ._.

Pernah suatu ketika, dalam sebuah kelompok, saya melihat suatu interaksi dimana semua orang ingin berbicara dan ingin didengarkan. Lalu apa yang terjadi? Obrolannya jadi ngalor ngidul muter-muter tidak jelas. Semuanya bicara! Dan semua ingin didengarkan. Seharusnya, kalau ada transmitter mesti ada receivernya. Apa jadinya kalau banyak orang bicara tapi tidak ada yang mendengarkan? Ya jadinya seperti itu. Tidak ada informasi yang bisa masuk.

Yah, every good conversation starts with good listening. *simple but complicated*

Dan satu lagi, saya sebenarnya (jujur) merasa sangat dan sangat terganggu dengan kasus, “memotong pembicaraan”. Simpel kan? Sesimpel itu tapi bisa bikin kesel. Awalnya saya berpikir, mungkin ini masalah pribadi sendiri saja. Tapi ternyata, memotong pembicaraan orang lain bisa dimasukkan ke dalam etika yang buruk. Untuk berinteraksi dengan banyak orang, kita harus tahu cara memainkan etika yang baik supaya kita lebih dihargai. *efek habis baca jurnal tentang kepribadian dan hubungan sosial buat PKL*

Kadang kita yang malah tidak merasa, karena sudah terbiasa. Maka dari itu jangan pernah membiasakan sesuatu yang awalnya cuma dirasa-rasa. Dengarkan dulu mereka ngomong apa, baru nyahut. Semoga saya nggak termasuk ke dalam kategori orang-orang yang suka memotong pembicaraan. Kalau dengerin orang ngomong sampe ketiduran, sering. *eihh..

Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dari ‘Ikrimah, dari Ibnu ‘Abbas radliyallaahu ‘anhuma bahwasannya ia berkata :

وَلَا أُلْفِيَنَّكَ تَأْتِي الْقَوْمَ وَهُمْ فِيْ حَدِيْثٍ مِنْ حَدِيْثِهِمْ، فَتَقُصُّ عَلَيْهِمْ، فَتَقْطَعُ عَلَيْهِمْ حَدِيْثَهُمْ فَتُمِلُّهُمْ، وَلَكِنْ أَنْصِتْ، فَإِذَا أَمَرُوْكَ فَحَدِّثْهُمْ وَهُمْ يَشْتَهُوْنَهُ

“Janganlah aku mendapatkan kamu mendatangi suatu kaum sedang mereka dalam pembicaraannya, lalu kamu memberikan kisahmu pada mereka dan memotong pembicaraan mereka dengannya, maka kamu telah membuat mereka bosan. Tapi, duduk dan diamlah. Apabila mereka memintamu untuk berbicara, maka berbicaralah kepada mereka sedang mereka mendengarkannya” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 6337)

Yang pasti, Ini merupakan salah satu pembelajaran untuk bisa menjadi pendengar yang baik, bro. Mari belajar bareng menjadi pendengar yang baik!

0 komentar:

Posting Komentar