Kadang, sebagai manusia, kita ingin waktu dapat melambat. Sedikit saja. Ya, setidaknya, itu terjadi pada kami. Kesibukan saya dan teman-teman kelas saya di Sekolah Tinggi ini, kelas 2F, serta keriuhan Ibu Kota dan sesi-sesi kuliah yang berbaris rapi dari hari ke hari, sukses melahap habis waktu luang kami sebagai seorang anak manusia. Hingga di tengah hiruk-pikuk kami setiap hari, saya sering berdoa, semoga suatu saat ada hari dimana waktu sudi melambatkan diri.
Dua puluh tiga Mei kemarin, doa saya terkabul sudah. Saya dan 14 orang lainnya, teman-teman dari 2F berkesempatan untuk menikmati sedikit saja waktu luang untuk berkunjung ke Tegal dalam rangka memenuhi undangan pernikahan dosen PA (Pembimbing Akademik) kami, Ibu Winih Budiarti dan lebih khususnya untuk refreshing, sebentar memang, hanya 2 hari, namun setidaknya itu adalah 2 hari yang sangat berharga dan sayang sekali jika tidak dinikmati.
Dan disinilah kami, akhir pekan lalu; Tegal, kota yang sederhana, namun masih ramai meski matahari telah terbenam. Udara dingin dan bersih, kecantikan, dan tradisionalitas masyarakatnya membantu mengurai benang kusut di otak kami. Tegal, membelai jiwa kami yang kelelahan, mengajari kami untuk kembali bersyukur, sekalipun terhadap hal paling sederhana.
suguhan dari mbah, di tempat kami menginap.
sederhana, namun sungguh nikmat
Apalagi cerita metamorfosa ibu dosen kami yang telah menunaikan separuh agamanya, berharap beberapa tahun mendatang saya bisa melaksanakannya bersama sang pujaan hati (entah siapa, hanya Allah yang tahu, #eaaa). Mereka hadirkan cerita metamorfosa, titik balik proses pencarian, kebahagiaan menemukan, dan keharuan pencapaian, dalam indahnya ikatan yang sah. Semoga mereka menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warrahmah. Aamiin
Saya sempat tersenyum dalam hati, karena di kota ini, waktu sedang murah. Setelah menghadiri acara akad dan resepsi pernikahan Ibu Winih, kami habiskan sisa waktu di sore hari dengan menikmati Pantai Alam Indah, memandangi lautan dan langit senja yang seksi. Entahlah, kalau saja saya ini truk pengangkut pasir, di sini saya merasa tangki bahan bakar saya terisi penuh.
view laut lepas di Pantai Alam Indah
view mancing di tengah laut
view langit senja Pantai Alam Indah
Ada banyak gambar yang saya ambil melalui kamera digital saya. Beberapa diantaranya saya sertakan disini sebagai informasi visual bagi kawan-kawan yang gemar melakukan perjalanan liburan. Perjalanan ditempuh kurang lebih selama 6 jam dengan kereta dari Jakarta menuju Stasiun Tegal, pulang pergi hanya menghabiskan 72 ribu rupiah untuk tiket kereta. Makanan di Tegal juga tergolong cukup murah namun rasa nggak murahan, nasi ayam, tempe dan lalapan hanya 8000an, oh iya disini nggak ada yang namanya 'Warteg', adanya cukup 'Warung Makan', hehe. Untuk penginapan saya kurang tahu karena kemarin kami numpang di rumah orang :D
Jadi, selamat merencanakan liburan ke Tegal. Semoga para jiwa yang lelah dapat 'mandi' kemudian kembali cerah :)
NB: Jika tata bahasa judulnya keliru mohon dimaafkan ya, saya bukan orang Tegal jadi tidak mahir berbahasa Jawa yang ngapak, hehe
NB: Jika tata bahasa judulnya keliru mohon dimaafkan ya, saya bukan orang Tegal jadi tidak mahir berbahasa Jawa yang ngapak, hehe